Minggu, 08 April 2012

Involusi Pertanian


Involusi Pertanian

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki banyak pulau, salah satu pulau tersebut ialah pulau Jawa. Pulau Jawa memilki luas 132.000 Km², kira-kira 9% dari luas Indonesia yakni 1,5 juta km². akan tetapi dari seluruh jumlah penduduk Indonesia hampir 2/3 bertempat di jawa. Ini berarti 9% luas tanah Indonesaia menampung 2/3 jumlah penduduk sedangkan 90% luas tanah hanya menampung 1/3 jumlah penduduk.
Pola kontras antara jawa dengan luar jawa ini juga dapat dilihat dari penggunaan tanah. Hampir 70% pulau Jawa ditanami setiap tahun, sedangkan diluar jawa hanya sekitar 4%. Bagian luar jawa hampir 90% ditanami dengan cara perladangan, bercocok tanam berpindah-pindah dan tebang bakar. Sementara di Jawa hampir seluruhnya ditanami 2 kali setahun dengan cara sawah beririgasi.
Dipulau jawa yang padat ini selain terjadi pertumbuhan produksi yang pesat juga diimbangi dengan jumlah penduduk yang pesat pula, sehingga seringkali tidak ada kemajuan dipulau jawa, yang kemudian menyebabkan kemiskinan.
A. Pengertian Involusi Pertanian
Dalam hal usaha tani, involusi sering digambarkan dengan taraf produktifitas yang tidak menaik dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kenaikan hasil perhektar memang dicapai, tetapi hasil yang lebih tinggi ini hanya mampu untuk mencukupi taraf penyediaan pangan perorang yang makan nasi. Bahakan di Jawadari masa 1930-an sampai tahun 1968 taraf ini juga turun dan mengubah pola pangan. Beras berkurang sedangkan jagung dan ubi-ubian bertambah.
Gambaran ini sesuai dengan teori Involusi dari para antropolog yaitu suatu kemandekan atau kemacetan pola pertanian ditunjukan oleh tidak adanya kemajuan yang hakiki. Jika ada gerak, misalnya orang berjalan, berlari, atau menunjuan gerakan lain didalam linmgkungan air , tidak ada gerakan yang menghasilkan kemajuan: orang tetap berada ditempat yang sama, misalnya diperairan, berenang ditempat menjaga diri tidak tenggelam tanpa mencapai tujuan lain.
Menurut Geertz involusi ialah perubahan yang hampir tidak terjadi perkembangan karena terbagi, maksudnya kenaikan jumlah produksi bersamaan dengan melonjaknya jumlah penduduk (Produksi mengikuti deret ukur, jumlah penduduk mengikuti deret hitung).
Pengertian dari Involusi yang lain ialah meningkatnya jumlah penduduk tanpa dibarengi penambahan lahan garapan sehingga mereka kemudian terpaksa membagi lahan pertanian sama-rata, sama-rasa.
Involusi ini ditandai dengan terjadinya dualisme ekonomi:
1. kehidupan eonomi kolonial yang bersifat kapitalis bejalan diatas sistem atau lembaga tradisional. Karena sistem ekonomi kolonial berjalan sendiri. Tidak akan mungkin akan bisa hidup.
2. adanya hubungan sekaligus pertarungan antara sistem kapitalis dengan tradisional. Ekonomi barat yang bersifat kapilastik menjalankan kegiatanya dengan menggunakan alat dalam bentuk kontrak, uang, jual beli dan lain-lain.
Menurut teori dari james C. Scott ketika petani tidak memiliki pilihan lagi untuk melakukan pembagian lahan produksi, kebutuhan subsiten tidak lagi terpenuhi maka satu-satunya jalan adalah dengan menentangnya atau bahkan dengan pemberontakan. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara teori geertz dengan teori james yaitu:
· teori geertz, pusat penelitian lebih bersifat ke pedesaan atau pedalaman (Homogen)
· teori James, pusat penelitian lebih kepinggiran serta pantai (Heterogen).
B. Proses Involusi Pertanian Indonesia
Sistem tanam paksa sangat menentukan dalam pemusatan pertanian di Jawa. Sistem itu telah memberikan bentuk terakhir paa perbedaan yang ekstrim antara jawa dan luar jawa dan semenjak itu perbeaan semakin besar. Sistem Tanam Paksa telah memantapkan pola ekonomi rangkap dengan sektor barat yang padat modal dan sektor timur yang padat karya. Sistem Tanam Paksa telah menyebabkan makin pesatnya perkembangan sektor barat dan membekukan sektor timur. Selain itu sistem ini telah mencegah pengaruh akibat makin mendalamnya penetrasi barat ke dalam kehidupan petani dan priyayi Jawa, sehingga modernisasi pertanian dikalangan pribumi pada saat yang sangat menguntungkan tidak terjadi saat itu.
Dalam sistem tanam paksa, tanaman dipisahkan jadi 2 yaitu:
1. Tanaman Tahunan, yang dapat ditanam disawah bergiliran dengan padi (tebu, nila, tembakau).
2. tanaman keras, yang tidak dapat digilir dengan padi (kopi, teh, lada, kina serta kayu manis).
Adanya 2 tanaman ini menimbulkan berkembangnya 2 gaya seling mempengaruhi: tanaman tahunan cenderung untuk membentuk hubungan mutualis (timbal balik) dengan komunitas, bersama-sama mempergunakan habitat tanpa menimbulkan ketegangan. Tanaman keras cenderung kearah hubungan insuler, menempati habitat yang belum dipergunakan dan menutup diri dari sistem-sistem pribumi sebagai kantong-kantong yang memang wajar.
Tanaman yang dapat mewakili 2 jenis tanaman dari sistem tanam paksa adalah:
1. tanaman tebu (termasuk tanaman tahunan)
2. tanaman kopi (termasuk tanaman keras)
keduanya adalah tanaman yang mempergunakan lahan yang luas, menyerap tenaga keraja yang cukup besar, menghasilkan keuntungan yang tinggi atau mempunyai pengaruh yang relatif lama terhadap struktur umum ekonomi rakyat petani.
Tebu merupakan tanaman yang butuh irigasi sehingga harus ditanam di sawah. Tebu memakai pajak berdasarkan 1/5 tanah petani. Sedangkan kopi merupakan tanaman yang cocok ditanam didaerah pegunungan dan tidak membutuhkan irigasi sehingga ditanam di daerah selain daerah tanaman padi. Pajak dari kopi berdasarkan padat karya, taksiran diambil dari segi jumlah pohon kopi yang harus dipelihara oleh orang yang ditunjuk untuk menanamnya.
Ironisnya yang terjadi ialah sebaliknya. Dalam 3 dasawarsa terakhir dari zaman penjajahan, kurang lebih hanya 6% produksi kopi Indonesia berasal dari pemilik lahan kecil, sedangkan lebih dari 95% produksi gula berasal dari perkebunan-perkebunan milik belanda yang ada di Jawa.
Produksi kopi dengan cepat meningkat dalam waktu 10 tahun. Pada tahun 1813 di Jawa, terdapat lebih dari 100.000 batang pohon kopi, dua tahun kemudian 1835 berlipat menjadi 2 kali lipat, dan pada tahun 1840-1850 lebih dari 3 kali lipat jumlah tersebut. Selama periode sistem tanam paksa, kopi untuk jawa sama dengan tekstil untuk Inggris. Berbeda dengan kopi, gula tidak meningkat dengan pesat saat pertama kali diadakan sistem tanam paksa. Justru ketika kopi mengalami stagnanisasi produksi produktivitas dari gula semakin meningkat.
Peningkatan produksi ini ternyata hanya menguntungkan pihak Belanda. Sedangkan bagi pihak pribumi kurang diuntungkan karena pihak belanda tidak melibatkannya dalam keuntungan yang diperoleh dari kedua tanaman ekspor tersebut. Hal ini kemudian diperparah dengan lahan yang dipakai sebagai lahan tanaman pangan tidak mengalami peningkatan sehingga produsipun tidak mengalami peningkatan yang berarti bila dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pada tahun 1830 terdapat 7.000.000 jiwa penduduk di Jawa, tahun 1840 kemudian bertambah menjadi 8.700.000 jiwa, tahun 1850 menjadi 9.600.000 jiwa, 1860 menjadi kurang lebih 12.700.000 jiwa, 1870 menjadi 16.200.000 jiwa, 1880 berubah menjadi 19.500.000 jiwa, pada tahun 1890 mengalami penurunan akibat banyaknya wabah menjadi 13.600.000 jiwa, akan tetapi pada tahun 1900 jmlah ini tel;ah menjadi 28.400.000 jiwa.
Kenaikan jumlah penduduk jawa saat itu kurang lebih 2% selama 10 tahun. Ketika peningkatan ini terjadi orang-orang jawa khususnya petani memiliki 2 posisi keadaan yang paling jelek yaitu ekonomi yang mandek atau stagnan dan jumlah penduduk yang terus meningkat. Keadaan inilah yang kemudian sering disebut dengan involusi pertanian.
Penanaman tebu di Jawa, distribusi sawah dan penduduknya yang tidak merata menyebabkan petani tidak memiliki pilihan lain untuk menanggulangi kenaikan jumlah petani kecuali dengan: mengusahakan sawah mereka dengan lebih giat dan bahkan seluruh sumber daya pertanian mereka dengan cara yang seksama, karena tidak akan ada industri yang menampung mereka sedang lahan pertanian kosong sudah penuh oleh tanaman kopi.
Demikianlah secara lambat laun, petani terpaksa memasuki pula sawah yang makin lama makin sesak dengan pegawai, sperti yang terlihat dari tahun 1920. penduduk luar biasa besarnya diserap ke sawah yang terlalu sempit, terutama didaerah tebu yang telah mempertinggi mutu irigasi. Kenaikan produktivitas perhektar sebagi akibat perbaikan irigasi tesebut dan dengan bantuan palawija merupakan standar hidup yang stabil atau stagnan. Persawahan dengan kemampuan yang luar biasa mampu mempekerjakan seseorang tanpa menyebabkan kemerosotan pendapatan perkapita dengan serius. Namun bagaimanapun, akhirnya akan menimbulkan suatu kemerosotan (proses involusi pertanian).
C. Perbedaan Jepang dan Indonesia
Untuk kasus jawa yang sebanding adalah bila dibandingkan dengan Jepang. Banyak persamaan di Jawa dan Jepang khusunya dalam bidang kepadatan penduduk dan bidang pertanian, dimana keduanya tergantung pada budi daya yang padat karya, kecil-kecilan dan aneka tanaman (multicrop) yang berintikan padi. Hasil padi perhektar jepang pada awal zaman restorasi Meiji (1868) hampir sama dengan hasil padi di Jawa pada permulaan system perkebunan korporasi (1870).
Antara tahun 1878 sampai dengan 1942 prosentase angkatan kerja yang bekerja dibidang pertanian turun dari 80% menuju ke 40%. Sedangkan di Jawa pada tahun 1930 angkatan kerja masih berkisar 65%. Ketika jawa mengalami involusi maka jepang tidak mengalami hal tersebut. Adanya beberapa perbedaan tentunya telah membuat suatu teori tidak dapat terjadi pada daerah lain. Perbedaan jepang dengan jawa antara lain:
Ukuran
Jawa
Jepang
teknik
Perbaikan yang lambat laun dengan cara sepenuhnya padat karya
Pertumbuhan yang pesat baru mulai sekitar tahun 1870, jelas sebagai akibat turunya angka kematian karena kenaikan standar hidup nasional, dan akibat meningkatnya fertilitas karena disebabkan oleh meluasnya lapangan kerja di dalam sector manufaktur.
penduduk
Perbaikan yang lambat laun selama perriode ni samapai sekitar 19000, pada dasarnya juga terjadi dengan cara padat karya, tetapi sesudah masuk modal jumlah penduduk meningkat pesat.
Pertumbuhan yang pesat baru mulai sekitar tahun 1870, jelas sebagai akibat turunya angka kematian karena kenaikan standar hidup nasional, dan akibat meningkatnya fertilitas karena disebabkan oleh meluasnya lapangan kerja di dalam sector manufaktur.
Lapangan kerja
Tidak ada perluasan yang berarti diluar lapangan kerja pertanian trasdisional, yang ada ialah perluasan perkebunan dengan tenaga petani sebagai sanbilan.
Perluasan lapangan kerja 7% Lebih Cepat Dari Jawa
urbanisasi
Terhambat, kota-kota besar maupun kota-kota kecil tumbuh lebih lambat daripada jumlah penduduk.
Tumbuh pesat, terutama setelah Zaman Restorasi Meiji, kota-kota besar maupun kota-kota kecil tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan jumlah penduduk.
Pendapatan perkapita
Dalam sektor pertanian dapat dikatakan pertumbuhan lambat bahakan stagnan. Sedangkan perkebunan meningkat dengan cepat.
Dalam sector pertanian naik semakin pesat dan kenaikan ini dipergunakan untuk membiayai kenaikan dalam sektor industri.
Dualisme ekonomi
Semakin tajam masukan modal meningkat di dalam sektor perkebunan, sedangkan di sektor pertanian masukan kerjalah yang meningkat. Perpisahan antara kedua sektor itu terjadi sekaligus dalam bidang kebudayaan, sosial, dan teknologi dengan aktivitas industri madya yang sedikit.
Industry setelah zaman Meiji sangat cepat, tetapi diperlunak oleh hubungan yang erat dalam bidang kebudayaan, sosial, dan ekonomi diantara kedua sektor itu dan oleh berkembangnya aktivitas industry kecil.
Simpulan
Involusi memiliki dua arti yaitu:
1. involusi ialah perubahan yang hampir tidak terjadi perkembangan karena terbagi, maksudnya kenaikan jumlah produksi bersamaan dengan melonjaknya jumlah penduduk (Produksi mengikuti deret ukur, jumlah penduduk mengikuti deret hitung).
2. Involusi ialah meningkatnya jumlah penduduk tanpa dibarengi penambahan lahan garapan sehingga mereka kemudian terpaksa membagi lahan pertanian sama-rata, sama-rasa.
Tanam paksa merupakan landasan awal dari terjadinya involusi di Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah pertumbuhan tanaman tebu di lahan pangan petani sehingga petani tidak memiliki lahan untuk menanam padi. Tidak bertambahnya lahan tanam padi ini diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga petani harus memasukan tenaga kerja yang berlebih ke dalam sawah yang menyempit. Hal inilah yang disebut dengan proses involusi yang kemudian akan menyebabkan petani akan berfikir keras dalam mengelola sawahnya, karena lapangan kerja diluar pertanian tidak tersedia.
Jepang dan Jawa merupakan sebuah kasus dengan latar belakang yang sama akan tetapi berakhir berbeda. Perbedaan ini terletak di bidang teknik pertanian, pertumbuhan lapangan kerja, pendapatan perkapita, urbanisasi dan dualisme ekonomi. Perbedaan hasil dari jepang dan jawa ialah ketika jawa terkena involusi maka jepang tidak terkena Involusi.

Kamis, 29 Maret 2012

EKSISTENSI GRUP MUSIK KLA PROJECT


Berawal pada tahun 1988, di daerah Tebet- Jakarta Selatan, sekelompok anak muda ini mengawali eksistensi di blantika musikIndonesia. mereka adalah Katon, Lilo, Adi dan Ari. Lebih dari satu Dekade mereka berkreasi dalam menciptakan lirik dan melodi yang telah melahirkan nuansa baru dalam peta musik pop Indonesia. KLa Project lebih dikenal dengan sebuah grup musik inovatif yang tak lepas dari suguhan lirik dan untaian kata-kata puitis yang sarat dengan makna. Warna musik KLa Project yang dituangkan dalam sebuah lagu selalu memiliki hidangan kuat untuk lebih dicerna. Kekuatan lirik lagu-lagu KLa memang tidak terasa dengan sekali teguk. Akan terasa kuat apabila kita mendengar karya mereka berulang-ulang.
Nama dan Logo KLa - huruf 'K', 'L' ditulis dengan huruf kapital dan 'a' dengan huruf kecil, mengandung arti inisial panggilan dari anggota personil grup ini. K = Katon (Katon Bagaskara), L = Lilo (Romulo Radjadin), dan a = Adi (Adi Adrian). Pada 'a' dengan huruf yang kecil karena dalam sejarah Ari Burhani (Ari) pernah bergabung dalam grup ini. PROJECT sendiri mempunyai arti bahwa grup ini terbuka untuk vokalis, musisi lain dan programmer yang mendukung garapan KLa Project sendiri. Secara keseluruhan Logo KLa PROJECT dilatari dengan trapesium.
Sampai saat ini mereka hanya bertiga yang masih bermain musik. Dalam konser mereka banyak dukungan baik dari musisi dalam dan musisi luar negeri. Lagu dan Album - Lagu yang dibawakan oleh kelompok musik KLa Project ini bertemakan tentang cinta, lingkungan sekitar, dan kecintaan terhadap tanah air. Bisa dilihat dalam lagunya yang berjudul, Yogyakarta, Tak Bisa ke Lain Hati, Pasir Putih dan Hingga memutih tulang. Bila kita jeli, pemilihan judul untuk setiap lagu pun selalu mereka prioritaskan. Sehingga tak heran apabila kata-kata yang mereka ungkapkan terasa lebih dekat dan tidak jarang malah menambah khasanah perbendaharaan bahasa Indonesia. KLa telah berhasil memasukkan unsur sastra ke dalam musik popIndonesia. Begitu pula dalam bermusik, sering kali telinga kita dikenalkan dengan alunan nada dan irama yang mewakilkan simbol suasana hati. Lengkaplah sudah paduan musik yang mereka lantunkan. Sampai saat ini sudah di rilis 8 album yang berjudul:
KLa Project (1989), ini adalah album pertama mereka. "Tentang kita", lagu yang pernah hits yang dirilis pada tahun 1988 bercerita tentang hubungan seorang pria dan wanita. Dalam garapannya mereka dibantu oleh Fransisca Insani (Sisca) sebagai vokalis wanita. Penampilan terakhir mereka secara bersama pada saat acara 1 Jam Bersama KLa Project di Indosiar, tgl. 23 Februari 1999, Yang di siarkan secara 'Live' dari studio Indosiar. Mereka seakan bernostalgi kembali dalam alunan irama yang mereka bawakan, Tentang Kita ....
KLa "Kedua" Project (1990). Album yang mendapatkan penghargaan BASF Award pada tahun 1991 untuk Album Terlaris dalam kategori "Techno Pop". Lagu hitsnya adalah "Yogyakarta", adalah sebuah nama kota di Jawa Tengah) bertemakan kenangan seseorang yang terbawa suasana romantisme kota Yogyakarta . Bunyian intro drum secara ilustratif yang dibawakan sebagai lukisan derap sebuah andong, kendaraan khas kota Yogyakarta. Dan lagu ini merupakan lagu monumental yang pernah mereka buat. Dan Mendapat penghargaan dari SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO X untuk karya cipta lagu "YOGYAKARTA"
Pasir Putih (1991). Dengan lagu hits, "Tak Bisa ke Lain Hati" yang mendapatkan penghargaan sebagai lagu paling popular untuk kategori Pop Kontemporer. Dan disinilah kita dapat mengenal KLa Project lebih akrab dan peduli dengan lingkungan sekitar, Pantai Pasir Putih. Dan nama ini dijadikan judul dari Album mereka kali ini.
Ungu (1994) adalah album pertama tanpa Ari. Dengan lagu hits "Terpurukku di sini". keunikan mereka dalam bermusik terlihat lebih matang dalam lagu ini. Kemurungan dalam lagu ini tersamar oleh intro yang dibawakan oleh David Rockefeller dengan alat musik muted horn. Lengkingan terompet yang berakhir nada tinggi sebagai simbol sebuah jeritan dan tangisan hati, ditata sebagai antiklimaks yang kemudian diisi suara vokal dengan nada rendah.
V (1995) adalah album kelima dengan lagu hits "Romansa". KLaKustik - Ini adalah satu sejarah dalam dunia musik Indonesiakarena sangat jarang ada sebuah grup musik yang merekam secara langsung seperti yang di lakukan KLa Project. Acara ini berlangsung pada 11 Maret 1996 di Gedung Kesenian Jakarta . Bintang Tamu yang mewarnai Budhy Haryono-drummer, Danny Supit-gitar bass, Edi Kemput-gitaris, Adjierao-perkusi, Hendri Lamiri-Violin, Neta, Vivi Subono, Joko Bakti, Andre Manika dan Fransisca Insani-vokal latar. Sebulan kemudian pertunjukan mereka di hadirkan ke Televisi dan sekitar tujuh bulan kemudian mereka merilis album kasetnya.
KLakustik # 1 (1996) adalah album keenam yang direkam secara live di Gedung Kesenian Jakarta, 11 Maret 1996, yang membawakan hampir semua lagu yang pernah mereka buat hanya saja garapan kali ini dengan sentuhan musik unplugged. Adapun lagu baru yang mereka bawakan adalah "Gerimis" dan "Salamku Sahabat".
KLakustik # 2 (1996) merupakan kelanjutan album KLakustik pertama pertama.
Sintesa (1998), adalah album ke-7 yang menjadi barometer musik di Indonesia. Banyak penggemar yang menanyakan aliran musik pop KLa yang sedikit berubah dari biasanya setelah mereka mengandalkan "Sudi Turun ke Bumi" sebagai lagu andalan. Tapi KLanis terobati dengan diluncurkan hit kedua "Saujana" dalam peta musik Indonesia. Saujana berarti visi, yang mengambil tema kondisi negara Indonesia, agar terus mempunyai pandangan jauh ke depan.
KLaSIK (1999) Album ke-8. Dalam Proses album kali ini, mereka lebih terbuka dan kompromi dalam meramu Album untuk disuguhkan ke khalayak pendengar (KLanis). Terlihat dari awal proses pembuatan lagu, lirik dan konsep yang mereka jaga sebagai kunci meledaknya Album ini. Detik-detik yang ditunggu KLanis dan bakal penggemar baru adalah sebuah bukti bahwa karya KLa Project bukan hal yang biasa.

Warisan dari Negeri Seberang


Interaksi masyarakat Nusantara, khususnya Jawa, dengan bangsa Cina terjadi sejak awal abad pertama Masehi. Dalam perjalanan sejarah, interaksi yang berlangsung selama berabad-abad menyebabkan sejumlah budaya Cina meresap dalam kebudayaan dan kehidupan sehari-hari orang Jawa. Tak pelak, masyarakat Cina memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan budaya di Jawa. Bahkan, sejumlah identitas budaya yang saat ini dikenal menunjukkan kekhasan satu kelompok masyarakat Jawa, awalnya adalah milik orang Cina.

Mari kita tengok Pulau Madura. Apa yang khas dari sana? Mendengar kata Madura, terlintas di benak kita sosok lelaki berkumis tebal mengenakan celana gombrong berwarna hitam dan baju tanpa krah yang berwarna sama. Pakaian itu sekarang ini menjadi identitas orang Madura. Apakah orang Madura memang sengaja menciptakan pakaian itu? Pakaian itu adalah pakaian orang Kanton. Orang Cina mempekernalkannya ke tanah Jawa.

Masyarakat Nusantara, sebelumnya, tidak memiliki tradisi pakaian yang dijahit. Relief-relief pada kaki candi-candi Hindu-Jawa termasuk pada candi dari zaman Majapahit membuktikan bahwa manusia dari kedua zaman itu hanya mengenal kain lipat (selubung). 

Pakaian pas hasil jahitan muncul di Nusantara pada abad ke-15 sampai 16 seiring dengan arus perdagangan bangsa Cina yang membawa kelengkapan wajib dalam membuat pakaian jahit, yaitu jarum dan benang.
Selanjutnya, tradisi berpakaian tidak bisa dilepaskan dengan tradisi menyetrika. Kata setrika dalam bahasa Indonesia untuk menyebut kegiatan menggosok pakaian dengan lempengan besi panas untuk menghaluskan pakaian berasal dari bahasa Belanda strijken. Namun, apakah tradisi ini pertama kali dibawa oleh bangsa Belanda?

Sejarawan Prancis terkemuka Prof. Dr . Denys Lombard dalam bukunya "Nusa Jawa: Silang Budaya", menelusuri, tradisi menyetrika diperkenalkan ke bumi ini oleh masyarakat Cina. Sebelum kata setrika populer digunakan, orang Melayu menyebutnya utau. Kata ini dapat dilihat pada kamus A Malay-English Dictionary Romanised karangan R. J. Wilkinson. Kata utau berasal dari bahasa Cina yuntou. Menurut Lombard, ini menunjukkan bahwa orang Melayu mengenal tradisi yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sekarang ini dari orang Cina.
KH:
Kata UTAU itu berasal dari bahasa Hokkian. Dalam bahasa Hokkian setrika disebut: UT TAO (
熨斗) 

Selanjutnya, di luar urusan pakaian, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Pada zaman Soeharto, Indonesia sukses sebagai negara swasembada beras, bahkan mampu menjual beras ke negara-negara lain. Bila kita pergi ke desa, indah rasanya melihat deretan tanaman padi yang menguning dan berbaris rapi. Memandang hamparan sawah yang subur, nampaknya kita juga pantas mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Cina abad ke 19.

Bangsa Cina memang bukan pemegang monopoli dalam urusan makanan pokok orang Indonesia ini. Namun, mereka memainkan peran penting dalam menggerakkan dan mendorong bangsa Jawa serta memperkenalkan teknik-teknik pertanian. Umumnya, produk pertanian dari daerah Batavia berasal dari negeri Cina. Pada zaman kolonialisme Belanda di abad ke 17, usaha-usaha pertanian banyak dipegang oleh masyarakat Cina. Orang-orang Jawa diangkat menjadi pekerja untuk mengolah tanah. 

Orang-orang Tionghoa di Banten dibawah pimpinan Souw Beng Kong mengajarkan petani-petani setempat untuk menanam padi di sawah-sawah berpetak dengan menggunakan pematang dan membajak serta mengairinya. Sebelumnya, para petani tersebut hanya menanam padi di ladang. Hasilnya jauh lebih sedikit ketimbang menanam padi dengan cara baru ini.

Selain mengajari teknik menanam, Lombard menelusuri, tahun 1750 orang-orang Cina memperkenalkan alat penyosoh padi dengan menggunakan dua tiga ekor sapi. Dengan alat ini, petani dapat mengolah 500 ton padi sehari. Sebelumnya, sistem tradisional, menumbuk dalam lesung, cuma menghasilkan 100 ton padi sehari. 

Lebih jauh, tanaman lain yang pantas disebut berkaitan dengan peran orang Cina adalah tanaman sumber protein yaitu kacang hijau. Kacang hijau dibawa dan dibudidayakan oleh masyarakat Cina petani bersamaan dengan kacang tanah. Sampai sekarang produk olahan kacang hijau masih menggunakan nama Cina: tauge (kecambah), tahu, taoci (yang digunakan sebagai bumbu). Salah satu stereotip makanan khas Indonesia yaitu tahu yang diolah dari kacang kedelai, aha!, bercikal-bakal dari negeri seberang. Orang Cina sepertinya tidak memiliki ikatan lagi ketika kita menyebut makanan tahu. 

KH:
Tahu dan taoco dibuat dari kacang kedelai. 

Bangsa Cina memang dikenal luas dalam hal selera makanannya. Kepopuleran masakan Cina di Indonesia tampaknya hanya diungguli oleh masakan Padang. Dalam banyak hal, sejumlah makanan Cina telah melebur menjadi identitas Indonesia.

Di Jakarta, rasanya tidak ada satu pun gang yang tidak dilewati oleh tukang bakso. Menjajakan bakso menjadi salah satu identitas profesi yang khas bagi masyarakat urban Jakarta. Makanan yang terdiri dari campuran mie dan bulatan daging giling dicampur tepung dan berkuah itu asalnya dari Cina. Semua makanan di Indonesia yang menggunakan bahan pokok mie berasal dari Cina. Namun sekarang, ada bakso yang dikenalkan sebagai bakso khas Wonogiri. 

KH:
Dalam bahasa Indonesia banyak nama makanan yang berasal dari bahasa Hokkian. Sebagian orang bahkan tidak menyadari bahwa banyak makanan2 yang menjadi trade mark suatu daerah di Indonesia ternyata berasal dari bahasa Hokkian.

Indonesia Hokkian [contoh makanan 'lokal']
bakso baq so (
肉酥) [Bakso Tenis]
bakwan baq wan (
肉圓) [Bakwan Malang]
bakmi baq mi (
肉麵) [Bakmi Jawa]
bakcang baq cang (
肉粽)
bakpao baq pao (
肉包) [Bakpao Medan]
bakpia baq pnia (
肉餅) [Bakpia Patok]
tahu tao hu (
豆腐) [Tahu Sumedang]
taoge/toge tao ge (
豆芽) [Toge Goreng Bogor]
tauco tao cnio (
豆醬) [Tauco Cianjur]
mie mi (
麵)
bihun bi hun (
米粉)
kwetiauw kue tiao (
果條) [Kwetiauw Sapi Pontianak]
siomay sio mai(
燒賣) [Siomay Bandung]
moci mua ci (
麻薯) [Moci Sukabumi]
kue kue (
粿)
hunkwe hun kue (
粉粿)
ebi hebi (
蝦米)
teh te (
茶) [Teh botol]
Demikian halnya dengan soto. Makanan yang asalnya juga khas Cina ini telah menjadi bagian dari makanan masyarakat Indonesia. Dengan menyesuaikan olahan bumbu agar pas dengan lidah orang Indonesia, lahirlah kemudian Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Madura, Soto Bangkong, dan sebagainya.

Daftar warisan bangsa Cina dalam lapisan kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa, masih demikian panjang untuk diuraikan. Mulai dari tanaman, pengolahan tebu, gula, arsitektur, sampai sejumlah ritual keagamaan dan kebiasaan sehari-hari yang menyusup demikian halus.

Sebut saja yang terakhir, kalau kita mengunjungi mesjid-mesjid di negara-negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, kita tidak aka menemukan bedug yang menandakan azan lima waktu. Demikian pula, kita tidak akan menemukan model pesantren seperti yang terdapat di Jawa.

Pula halnya dengan tradisi bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Hanya di Indonesia orang menyalakan petasan selama masa itu. Ketiga hal tersebut jelas sangat dipengaruhi oleh budaya Tiongkok. 

SEJARAH GRUP BAND JIKUSTIK


Jikustik adalah nama grup musik yang terbentuk di Yogyakarta, 26 Februari 1996, dengan personel Pongki (vokal, gitar), Icha (bass, vokal), Dadi (gitar, vokal), Adhit (keyboard) dan Carlo (drum).

Jikustik, sebelum populer menggunakan nama G-Coustic. Mereka tampil di kafe-kafe, begitu pun saat rillis album independent, masih menggunakan huruf 'G' berasal dari nama Geronimo, sebuah radio di Jogja, yang menjadi cikal bakal Jikustik. Sedangkan Coustic berasal dari kata acoustic.

Dua personal, masing-masing Icha dan Adhit pernah membentuk grup band bersama Eross 'Sheila on 7', sebelum bergabung denganJikustik. Grup bernama Dizzy juga kerap manggung di acara sekolah dan kampus dengan banyak membawakan lagu rock n roll dengan Ichasebagai vokalisnya.

Karena kegigihan Jikustik pernah mengeluarkan album independent, berjudul Bulan Di Djogja. Berisi lagu-lagu, Bulan di Pangkuan, Bersanding Denganmu, Rie..., Menunggumu Pulang, Seribu Tahun Lamanya, Separuh Hati, Didera Hujan dan Adinda.

Kini selain sebagai personel Jikustik, baik Pongki maupun Icha, banyak menciptakan lagu untuk para penyanyi, baik penyanyi senior maupun pendatang baru. Di antara mereka termasuk Audy, Iwan Fals, Chrisye, Siti Nurhaliza dan Rossa. Begitu pun Icha yang menciptakan lagunya untuk penyanyi senior MalaysiaSheila Madjid.

Ayam Pelung Cianjur

Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 - 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.
Menurut cerita tahun 1850 di Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Cianjur ada Kiayi dan Petani bernama H. Djarkasih atau Mama Acih menemukan anak ayam jantan di kebunnya. Anak ayam yang trundul di bawa pulang dan dipelihara. Pertumbuhan anak ayam tersebut sangat pesat menjadi seekor Ayam Jago bertubuh besar dan tinggi serta suara kokoknya panjang mengalun dan berirama. Ayam jantan itu dinamakan Ayam Pelung dan oleh Mama Acih dikembangkan, dikawinkan dengan ayam betina biasa. Sekarang Ayam Pelung ini semakin terkenal dan cukup diminati oleh masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Seorang Putra Kaisar Jepang pernah berkunjung ke Warungkondang untuk melihat peternakan Ayam Pelung tersebut. Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes Ayam Pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam Pelung terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.
Sumber: www.pemkabcianjur.com

PENGALAMAN NGAJAR SISWA PPLS IPS SEMESTER 2


Sebuah kisah berawal dari sebuah pesan dari bagian Penjadwalan yang disampaikan oleh staff lokasi dan bilang “Pak SAS besok ngajar PPLS IPS mapel Sejarah”. Sejenak ku terhenyak “wah...koq bsa ngajar kelas tinggi yaa” padahal selama ini terbiasa ngajar kelas SD dan SMP maklum baru bergabung dengan NF ditengah semester 1! Hehe. Dalam hati berkecamuk antara rasa senang dan grogi “maklumlah sindroma ngajar kelas atas” aku kutip sebuah petuah pengajar yang sudah bergabung sebelumnya. Perlahan tapi pasti aku jalani perjalanan indah nan mengesalkan karena harus diturunkan tiga kali karena muatan sepi maklumlah angkot KR kaya gimana gitu (sorry bang habis ane sebel).
Perlahan akhirnya sampai juga dikontrakan, sejenak aku dendangkan lagu Kenny G nan romantis untuk menenangkan hatiku yang kesal akibat tiga kali diturunkan. Setelah tenang perlahan ku buka lembar demi lembar buku pelajaran yang pernah aku pelajari untuk persiapan ngajar besok. Alunan terompet Kenny G ternyata membuatku semakin menambah kesyahduan aku membaca sampai tak disangka waktu sudah menunjukan jam 23.00 waktunya aku rebahkan tubuh ini untuk mengajar esok hari.
Sang surya kelihatan malu menyambut pagi, tetapi tidak menghilangkan keindahan pagi waktu itu. Sejenak teh hangat manis temaniku mereview kembali buku yang telah aku baca semalam. Alhamdulillah setelah selesai perlahan kaki ini melangkah menuju tempat aku mengajar tepatnya di lokasi “SD Mutiara Baru atasnye dikit”. Giliran aku masuk kelas, tanpa ku duga siswa yang aku ajar ternyata inspiratif dan aku keluarkan “kemampuan materi semaksimal mungkin” dan alhamdulillah semua berjalan lancar. Walau pertama sungguh menjadi semangat dan ketagihan ngajar kelas atas.
Semua berlanjut sampai seterusnya, dan alhamdulillah aku sangat senang sekali ternyata mereka tidak segan-segan curhat mengenai kuliahan. Ternyata mereka rajin sekali konsultasi perihal cara belajar dikampus dan tak kusangka waktu sdah memasuki penghujung semester 2 dan UAN pun didepan mata. Yang bikin salut dan bangga ternyata mereka tidak pantang menyerah walau cape melanda tidak menyurutkan keinginan mereka untuk meraih sebuah asa yaitu lulus UAN dan tembus SNMPTN
Waktu bergulir dgn cepatnya tanpa terasa memasuki super intensif, dimana siswa disiapkan untuk menghadapi SNMPTN. Sebuah perjuangan yang sangat melelahkan akhirnya berujung pada sebuah cerita “Kak...ak diterima PTN” sebuah kabar yang membuatku berurai air mata sekaligus bahagia. Meskipun frekuensi pertemuan sangat jarang tapi,dengan berita tersebut membuatku semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas ngajar agar lebih baik lagi. Dgn tdk sungkan untuk belajar kepada “pengajar yang lebih berpengalaman” dan sebagainya. Aku berharap siswa PPLS IPS dan siswa yang lainnya bisa sukses dlm segala hal.
Dari sekian “uraian hati” yang aku ketik “diheningnya malam ditemani lagu Stinky yang menyayat hati” setidaknya ada point penting tentang arti sebuah pengalaman yang pernah aku alami kemarin:
-          Setidaknya dalam menghadapi tugas-tugas yang numpuk akan terasa indah dan bermakna jika dijalani dgn keikhlasan dan motivasi yang tinggi
-          Melayani  siswa itulah hal yang paling menyenangkan dibandingkan pekerjaan lainnya
-          Mengajar siswa ibarat membuat sebuah lukisan dimana medianya adalah hati, jika dilukis dgn keindahan indah pula hasilnya begitu sebaliknya.
-          Mengajar baik bukan krn niat pengen angketnya bagus dan dikenal siswa (jiaahhhh....jadi curhat! Hehe) tapi harus krn Alloh SWT dgn niat untuk mengamalkan ilmu yang dipunya...
-          Keberhasilan siswa adalah kebanggaan setiap pengajar dan termotivasi untuk meningkatkan kualitasnya lebih baik lagi..
Tulisan “Ungkapan hati ini” bukan bermaksud mencari sensasi atau apa. Tapi aku ingin berbagi pengalaman barangkali ada pengajar lain yang memiliki pengalaman sama setidaknya bisa berbagi di media ini.  Aku sadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini baik bahasa maupun yang lainnya. Semoga tulisan bisa jadi inspirasi bagi siapa pun yang membaca meski terkadang ada “penilaian yang positif dan negatif” tentang tulisan ini. Tak terasa waktu sudah menunjukan waktunya untuk mengistirahatkan raga ini sebelum mengajar esok.

Pondok Gede, 08 Oktober jam 23.45-00.16

Sejarah Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuah tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan "tsuchu" untuk latihan fisiknya : yaitu latihan menendang bola kulit memasukan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain membidikan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan.blank_page Di Jepang dikenal pula permainan semacam "tsu-chu" sekitar 500 - 600 tahun kemudian, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Di Yunani juga mengenal olahraga pra sepak bola yang bernama "episkyros", juga di Romawi orang mengenal permainan "harpastum" yaitu permainan dengan bola berukuran kecil. Pemainnya dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan di dalam lapangan berbentuk segi empat yang dibatasi oleh garis serta terdapat garis tengah. Tujuannya adalah menggiring bola hingga melewati garis batas lawan, dengan langkah dan terkadang melakukannya dengan segala tipu muslihat.Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah Harpastum merupakan pendahulu sepakb bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut "hurling". Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh main tanpa jumlah yang pasti dan tidak saja kaki tetapi tanganpun boleh main. Boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola.Banyak teori tentang siap yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini. Tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1963, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernikan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Dan pada tanggal 26 Oktober lahirlah Football Association yang pertama. Buntut dari pertemuan itu adalah keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri.Kesempurnaan bermain bolan makin mendekati terutama setelah enam tahun Football Association berjalan. Adanya klausul yang melarang setiap pemegangan bolan (bukan hanya melarikan). Dan delapan tahun kemudian anggotanya sudah berjumlah 50 perkumpulan. Dan kompetisi sepak bola yang pertama dimulai di negara Inggris. Pertumbuhan sepak bola melaju terus di seantero jagat. Bahkan tahun 1879 sudah mengenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya John Love dan Fergus Suter dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola.Setelah Football Association, segera menyulus di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907.Pada tahun 1907, berdirilah Federasi sepakbola dunia (FIFA) di Paris. Pelopornya adalah Perancis, Denmark, Nederland, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada tahun 1925 dan setelah diselingi Perang Dunia II, perebutan Piala Dunia II sudah diikuti oleh 73 anggota. Dan pada saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub. Diantara sekian banyak klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif.
Sumber: Ahmad Fuad Afdhal